Saat aku tersadar, ternyata aku terlalu bodoh ketika harus
mencintaimu teramat tulus namun tak kau hiraukan lagi. Mungkin aku memang
bodoh, bodoh karena terlalu mencintaimu, tapi salahkah jika rasa itu memang
benar-benar ada? Aku sulit mencinta, juga sulit mengungkapkan bahwa aku
mencintai seseorang. Tapi entah mengapa aku begitu mudahnya mengatakan kepada
semua orang bahwa aku “Teramat mencintaimu”. Terkadang aku tak mengerti apa
yang aku alami. Bisakah ini dikatakan aku sungguh gila karena terlalu
mencintaimu? Mungkin mereka akan tertawa ketika mendengar ceritaku tentangmu,
mereka mengatakan bahwa aku tak pantas untuk mencintai seseorang terlalu
berlebihan seperti ini. Tapi inilah aku! Inilah diriku! Mereka tak sepenuhnya
berhak untuk mengatur dan mengusik hidupku. Aku sungguh mencintaimu, tetapi
bukankah cintaku akan lebih sempurna jika kau membalasnya dengan ketulusan jua?
Aku tak bisa memaksamu untuk tetap bertahan seperti ini, aku bisa menebak
fikiranmu saat ini. Meskipun aku tak bisa membaca fikiranmu, tapi setidaknya
aku mampu membaca isi hatimu. Dahulu kau begitu memperhatikanku, tetapi mengapa
kin malah aku yang terlalu memperhatikanmu? Aku hanya wanita lemah, aku juga
ingin diperhatikan kepada seseorang yang benar-benar mencintaiku tulus. Harapanku
kini tak nyata, aku fikir kaulah yang dapat membuat aku terpukau, tapi nyatanya
semua itu hanyalah semu. Kita memang berbeda, kita tak sama seperti dulu. Mungkin
kau memang telah muak denganku, bahkan terlebih telah membenciku. Aku pun tak
tau apa yang terjadi padamu, begitu cepatnya kau merubah sikapmu. Andai aku tau
apa yang kau inginkan saat ini, jika kau ingin mengakhiri, maka izinkan aku
untuk mengakhirinya terlebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar